Jumat, 02 Maret 2012

Teknologi 4



Mengenal Teknologi Klonin








Inforedia.com | Bagan metode Kloning


Teknologi transfer inti sel yang dikenal secara luas dengan teknologi kloning merupakan teknologi yang banyak mendapat sorotan dari kalangan luas dan merupakan teknologi penuh kontroversial. Setiap pembicaraan mengenai kloning, orang akan teringat pada usaha “pembuatan manusia duplikat”. Walaupun sampai saat ini belum terdapat bukti nyata tentang keberadaan manusia kloning, masyarakat secara luas menolak teknologi ini karena adanya bukti-bukti hewan hasil kloning lain seperti domba Dolly, sapi, monyet, babi, kloning, kucing , dan masih ada sederetan lagi hewan-hewan hasil teknologi transfer inti sel yang semakin mendekati upaya “penciptaan” manusia duplikat.


Teknologi transfer inti sel atau kloning menurut Robinson (2001) merupakan produksi satu atau lebih tanaman atau hewan individual yang secara genetik identik dengan tanaman atau hewan yang lainnya. Klon sendiri diartikan sebagai sekumpulan organisme yang identik yang diturunkan dari suatu induk tungga (Voet and Voet 1995).




Tipe Teknologi Kloning
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapainya teknologi kloning dibedakan menjadi 2, yaitu :
  • Teknologi transfer inti sel reproduktif
Bertujuan menghasilkan suatu duplikat hewan (atau manusia jika mungkin) dari suatu hewan (manusia) yang ada. Teknologi ini telah berhasil digunakan untuk “melahirkan” domba, sapi, kera, babi, tikus, dan kucing duplikat.


Pada tipe reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur manusia atau hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan atau menusia dewasa yang lain. Dengan suatu loncatan listrik, inti sel hewan atau manusia yang telah diinjeksikan pada sel somatik tersebut selanjutnya akan berkembang dan membelah. Selanjutnya, embrio hasil teknik ini dimasukkan (diimlantasikan) dalam rahim hewan atau manusia yang memungkinkan embrio berkembang menjadi hewan atau manusia baru.


Meskipun teknologi ini berpotesi menghasilkan individu hewan atau manusia yang identik dengan hewan atau manusia pendonor DNA, teknologi ini juga berpotensi besar menghasilkan kelainan genetik yang berat pada individu hasil kloning.
  • Teknologi transfer inti sel therapeutic
Tujuan teknologi tipe ini ialah menghasilkan suatu Stem cell yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi organ-organ tubuh atau jarningan untuk kepentingan penggantian organ atau jaringan yang rusak pada manusia akibat suatu penyakit tertentu (penyakit degeneratif) tanpa adanya penolakan respon kekebalan tubuh penerima (Robinson, 2001).


Potensi Kloning Embrio Manusia
Kloning embrio manusia selain bermanfaat untuk menghasilkan stem cell yang nantinya akan dikembangkan menjadi jaringan atau organ penting manusia seperti kulit, ginjal, paru-paru, jantung, kelenjar pancreas, hati, jaringan syaraf, dan lain-lain untuk terapi berbagai penyakit seperti kerusakan jaringan kulit akibat terbakar, gagal ginjal, penyakit paru-paru akibat kanker atau penyebab lainnya, penyakit jantung koroner, penyakit diabetes akibat kerusakan pancreas, penyakit saraf seperti Parkinson dan Alzheimer, penyakit sirosis hati, juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya, yaitu dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kemungkinan dari penyebab kesalahan pembawaan sifat pada manusia; yang mungkin berperan untuk mencegah aborsi spontan, dapat memberikan pemahaman mekanisme kerja dari morula yang menempelkan dirinya ke dinding uterus yang dapat menjadi alternatif kontrasepsi yang efektif, dapat digunakan untuk menemukan metode atau teknik mengakhiri pertumbuhan sel kanker dengan mengamati perkembangan yang cepat dari morula yang mirip dengan propagasi sel kanker, dapat digunakan untuk menguji ada atau tidaknya kerusakan atau penyakit genetik pada sel ovum, dan berbagai manfaat lain yang bisa dicapai dari teknologi ini (Robinson, 2001).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar